Beberapa dari kalian pastinya pernah mendengar tentang “Kawah Bromo”. Nama tersebut seakan tidak asing lagi di telinga, meskipun kamu belum tentu pernah berkunjung kesana. Akan tetapi tahu kah kalian apa yang dimaksud dengan Kawah?

Hal yang harus kamu ketahui tentang Kawah Bromo
Kawah adalah turunan melingkar di permukaan tanah yang disebabkan oleh aktivitas vulkanis Kepundan biasanya berbentuk cekungan berbentuk lingkaran yang merupakan ujung dari lubang angin di mana Magma keluar dalam bentuk gas, Lava atau Ejecta.
Kawah Bromo mempunyai daya tarik tersendiri, menurut cerita terdahulu terbentuk nya turunan melingkar tersebut dari letusan Gunung Tengger. Kawah ini mempunyai diameter kurang lebih 800 meter yang membentang dari selatan ke utara, serta 600 meter jika diukur dari timur ke barat.
Kawah ini memiliki area berbahaya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 Km diukur dari pusat kawah. Dari area tersebutlah bau belerang terkadang menyengat. Hal tersebut terjadi dikarenakan Gunung Bromo adalah jenis gunung berapi yang masih aktif. Untuk mengetahui aktivitas vulkanik di bromo anda bisa melihatnya di https://magma.esdm.go.id
Disamping itu Kawah Bromo merupakan salah satu spot yang wajib anda kunjungi ketika anda berwisata ke kawasan Gunung Bromo. Ketika sampai di puncaknya anda akan terkesan dibuat nya. Kalian akan dihidangkan dengan pemandangan yang sangat luar biasa indahnya.
Kamu dapat melihat hamparan pasir dan hamparan alang-alang seperti dilukisan-lukisan. Beberapa bukit juga turut menghiasi pandangan anda ketika sampai di puncaknya. Momen tersebut tentunya wajib kamu abadikan dengan kamera atau ponsel kalian.
Untuk dapat menyaksikan pemandangan yang berkesan tersebut, anda harus rela menebusnya dengan berjuang mendaki hingga ke puncak nya. Namun kalian tidak perlu khawatir, karena ada beberapa cara untuk mencapai ke puncak Kawah Bromo tersebut.
Cara Untuk Menuju Kawah Bromo
Agar anda bisa sampai pada kawah bromo, kamu bisa memulainya setelah menyaksikan Sunrise di Bukit Mentigen. Anda bisa menaiki Jeep hingga ke parkiran Pasir Berbisik, lalu kalian bisa menuju kesana dengan cara melakukan pendakian.santai dengan berjalan kaki.
Bagi kalian yang tidak sanggup atau enggan berjalan kaki, anda bisa menggunakan jasa sewa kuda. Kamu akan banyak menjumpai kuda yang disewakan pada saat mendaki menuju Kawah Bromo.
Jasa nya kurang lebih 100 ribu rupiah untuk perjalanan mendaki dan juga turun (PP). Kuda tersebut akan akan mengantar anda hingga ke anak tangga (500 meter sebelum puncak kawah). Setibanya diatas untuk mencegah ditinggal kabur oleh jasa sewa kuda tersebut, penulis menyarankan agar kalian membayar nya setelah kamu diantar turun kembali.
Kemudian bagi kalian yang mendaki dengan berjalan kaki, waktu yang dibutuhkan untuk tiba di anak tangga tersebut kurang lebih 40 menit. Setalah itu kalian harus menaiki sekitar 250 anak tangga, barulah kamu tiba di puncak Kawah Bromo.
Perlu perjuangan dan semangat yang keras untuk mencapai kawah bromo. Rasa lelah, lemas, dan pegal, semua akan terbayar ketika anda sampai di puncaknya. Pada saat itulah anda dapat melihat keindahan yang belum pernah kamu lihat sebelumnya.
Sejarah Anak Tangga Kawah Bromo
Kawah Bromo dan Lautan pasir merupakan tempat keramat bagi suku Tengger (masyarakat lokal Gunung Bromo). Terutama Kawah Bromo merupakan tempat yang sangat disakralkan, maka tak heran jika kalian berkunjung kesana nampak beberapa sesaji di area tersebut.
Sebelum mencapai kawah, kita harus menaiki tangga dengan jumlah sekitar 250 anak tangga. Dalam berbagai literatur lama jumlah anak tangga ini disebutkan berbeda-beda, ada yang menyebut 240, 250, 260, dan sebagainya.
Hal ini bisa terjadi karena berbagai sebab, terutama rusak atau akibat tertimbun material letusan gunung Bromo. Jadi tidak ada jumlah yang tetap, akan berubah-ubah terus sesuai dengan kondisi alam.
Keindahan Wisata Bromo sudah dikenal ke mancanegara sudah sejak ratusan tahun yang lalu. Tangga menuju kawah Bromo ini pertama kali dibangun pada tahun 1910, yaitu dalam rangka menyambut Z. H. JOHANN ALBRECHT Hertog van Mecklenburg yang merupakan tokoh terkenal berkebangsaan German pada waktu itu.

Beliau juga dikatakan masih saudara dari Pangeran Hendrik (Denmark). Selain mengunjungi Bromo, dalam dokumentaasi foto JOHANN ALBRECHT tercatat juga mengunjungi Susuhunan Solo Pakoe Boewono X.
Dalam prasasti yang dulu masih ada tertulis : “BROMO-TRAP gebouwd in Maart 1910 Voor het eerst bestegen door Z. H. JOHANN ALBRECHT Hertog van Mecklenburg” yang diterjemahkan : ” BROMO-TRAP dibangun pada Maret 1910 Dipasang untuk didaki pertama kalinya oleh Z. H. JOHANN ALBRECHT Duke of Mecklenburg”
Jalur ke lokasi ini dirintis oleh keluarga Morbeck, bisa dikatakan sebagai agen tour dan travel pertama yang mempromosikan sampai ke Inggris hingga Amerika. Morbeck lah yang akan menyediakan segala sarana transportasi dan akomodasi bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Bromo. Tercatat dalam sejarah bahwa Raja Siam (sekarang Thailand) King Rama V, Maha Chulalongkorn adalah pengunjung pertama yang mencapai tenda di lautan pasir dengan kendaraan beroda pada tahun 1896.
Hingga saat ini pesatnya pembangunan sarana dan prasarana di kawasan sekitar Bromo terus mengalami kemajuan dan peningkatan. Maka tak heran jika hampir tiap hari para wisatawan tidak henti-hentinya mengunjungi tempat ini.
Demikian juga masyarakat disekitar kawasan Bromo, hampir sebagian dari mereka juga merasakan dampak positif dari keistimewaan dan kepopuleran Kawah Bromo. kini sebagian dari mereka banyak yang bekerja sebagai penyewa kuda, pemilik homestay, penjual souvenir khas Bromo, pedagang minuman dan makanan, serta menjadi penyedia layanan jasa sewa mobil dan motor.
Namun pesatnya pembangunan sarana dan prasarana di kawasan Bromo tidak melunturkan sedikitpun tradisi adat masyarakat lokal yang sudah diterapkan turun-temurun oleh para leluhur. Contohnya Upacara Yadnya Kasada yang menjadi salah satu daya tarik wisata Gunung Bromo setiap tahunnya. .
6 Fakta menarik upacara Yadnya Kasada yang wajib kamu ketahui
- Dilakukan dengan Melarung Sesaji
Ritual upacara Yadnya Kasada diikuti oleh warga di empat kabupaten, Yakni ; Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang. Warga melarung aneka hasil bumi dan sesaji ke dalam kawah Gunung Bromo. Ritual tersebut bertujuan agar terhindar dari musibah dan diberikan kemakmuran oleh leluhur.
- Sesaji ini berupa hasil pertanian , perkebunan, ternak hewan dan lain-lain, yang merupakan bersumber dari hasil bumi.
Sesaji tersebut adalah hasil kekayaan Suku Tengger yang dilarung setiap tahunnya. Sebagian rezeki yang mereka terima, dikeluarkan untuk acara Yadnya Kasada. Hal tersebut adalah bentuk syukur Masyarakat Tengger atas nikmat dan rezeki yang mereka dapat. Isi sesaji itu merupakan hasil bumi, mulai dari hasil pertanian , perkebunan, ternak hewan dan masih banyak lagi
- Rebutan banyak orang
Sesaji yang dilarung ke Kawah Bromo menjadi rebutan oleh banyak orang usai tetua, tokoh masyarakat dan masyarakat Suku Tengger panjatkan doa keselamatan, meminta keberkahan dan kesejahteraan. Sebelum melempar sesaji, makanan dan lauk-pauknya, beserta jajanan diletakkan di bibir kawah. Dupa dinyalakan di atas makanan tersebut.

Tidak butuh waktu lama, setelah sesaji dilemparkan ke dalam kawah, beberapa orang turun ke lereng kawah. Dengan bertaruh nyawa mereka berusaha menangkap sesaji yang dilemparkan tersebut dari bibir kawah. Menggunakan sejenis jaring atau terpal yang dibentangkan beberapa orang tersebut berupaya menangkap sesaji.
- Tetap dilakukan dalam kondisi apapun
Ritual Yadnya Kasada terus dilestarikan, dengan kondisinya apapun. Masyarakat yakin bahwa ritual di Gunung Bromo ini tetap harus berjalan meski status gunung sedang waspada, erupsi, turun hujan deras maupun angin kencang. Pada pelaksanaan ritual Yadnya Kasada tahun 2019 situasi Gunung Bromo dalam status Level II Waspada. Humas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Sarif Hidayat menyebutkan pelaksanaan upacara tetap dilaksanakan karena merupakan adat.
- Dilaksanakan setahun sekali berdasarkan Kisah Roro Anteng dan Joko Seger
Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo digelar setahun sekali setiap bulan Kasada hari-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger. Upacara sesembahan atau sesajen ini adalah untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur, terutama Roro Anteng dan Joko Seger.
legenda Gunung Bromo yang dipercaya masyarakat Tengger bahwa Raden Kusuma, putra bungsu dari Jaka Seger dan Lara Anteng, bersedia dilempar dan dikorbankan ke kawah Bromo. Syaratnya, setiap malam bulan purnama tanggal 14-15 malam purnama bulan Kasada, dia meminta hasil bumi untuk dilempar ke kawah Bromo.
Permintaan itu lantas disanggupi oleh Jaka Seger dan Lara Anteng yang kemudian dilestarikan sampai saat ini. Sesaji saat Kasada dimaksudkan, selain bentuk interaksi dan ucapan terima kasih, juga merupakan janji Suku Tengger kepada Bromo
- Tembus top 30 Events
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia memasukkan Eksotika Bromo yang merupakan kegiatan menyambut Yadnya Kasada sebagai Top 30 Events Calender of Event Wonderful Indonesia 2019. Sebelumnya Eksotika Bromo hanya masuk Top 100 Events.